Jumat, 17 Juli 2009

SPEKTRUM TIK 2009

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. REKAYASA PERANGKAT LUNAK (070)
2. TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN (071)
3. MULTI MEDIA (072)



A. Dasar Kompetensi Kejuruan
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Merakit personal computer

1.1 Merencanakan kebutuhan dan spesifikasi
1.2 Melakukan instalasi komponen PC
1.3 Melakukan keselamatan kerja dalam merakit komputer
1.4 Mengatur komponen PC menggunakan software (melalui setup BIOS dan aktifasi komponen sistem operasi).
1.5 Menyambung periferal menggunakan Software
1.6 Memeriksa hasil perakitan PC dan pemasangan periferal.
2. Melakukan instalasi sistem operasi dasar
2.1 Menjelaskan langkah instalasi sistem operasi
2.2 Melaksanakan instalasi software sesuai Installation Manual
2.3 Mengecek hasil instalasi menggunakan software (sampling)
2.4 Melakukan troubleshooting.
3. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
3.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
3.2 Melaksanakan prosedur K3
3.3 Menerapkan konsep lingkungan hidup
3.4 Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan.


B. KOMPETENSI KEJURUAN
1. Rekayasa Perangkat Lunak (070)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR


1. Menerapkan teknik elektronika analog dan digital dasar
1.1 Menerapkan teori kelistrikan
1.2 Mengenal komponen elektronika
1.3 Menggunakan komponen elektronika
1.4 Menerapkan konsep elektronika digital
1.5 Menerapkan sistem bilangan digital
1.6 Menerapkan elektronika digital untuk komputer.
2. Menerapkan algoritma pemrograman tingkat dasar
2.1 Menjelaskan struktur algoritma
2.2 Membuat alur logika pemrograman
2.3 Menjelaskan Data Flow Diagram (DFD)
2.4 Membuat diagram alir pemrograman
2.5 Menjelaskan varian dan invariant
2.6 Menerapkan pengelolaan array.
3. Menerapkan algoritma pemrograman tingkat lanjut
3.1 Menjelaskan prinsip array multi dimensi
3.2 Mengunakan array multi dimensi
3.3 Menggunakan prosedur dan fungsi
3.4 Menggunakan library pemrograman grafik.
4. Membuat basis data
4.1 Mengidentifikasi struktur hirarki basis data
4.2 Menjelaskan Entity Relationship Diagram (ERD)
4.3 Menerapkan normalisasi basis data
4.4 Membuat database management system (DBMS).
5. Menerapkan aplikasi basis data
5.1 Menjelaskan jenis perintah SQL
5.2 Membuat table basis data
5.3 Menerapkan query pada basis data
5.4 Membuat form basis data
5.5 Menerapkan macro pada basis data
5.6 Membuat report.
6. Memahami pemrograman visual berbasis desktop
6.1 Menjelaskan IDE aplikasi bahasa pemograman
6.2 Menjelaskan objek aplikasi bahasa pemograman
6.3 Menjelaskan user interface aplikasi bahasa pemograman
6.4 Menjelaskan tipe file
6.5 Menjalankan aplikasi.
7. Membuat paket software aplikasi berbasis desktop
7.4. Menjelaskan menu aplikasi
7.5. Menyiapkan sistem komputer
7.6. Mendemonstrasikan aplikasi paket installer
7.7. Menyimpan installer aplikasi
7.8. Menghubungkan aplikasi dengan basis data.
8. Mengoperasikan sistem operasi jaringan komputer
8.1 Menjelaskan fungsi periferal jaringan komputer
8.2 Mengidentifikasikan ketersambungan jaringan
8.3 Mengoperasikan aplikasi jaringan komputer
8.4 Melakukan pemutusan jaringan.
9. Menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat dasar
9.1 Menjelaskan konsep pengoperasian bahasa pemrograman (SQL)
9.2 Mempersiapkan perangkat lunak SQL
9.3 Mendeskripsikan menu aplikasi SQL
9.4 Membuat tabel
9.5 Mengoperasikan tabel dan table view.
10. Menerapkan bahasa pemrograman SQL tingkat lanjut
10.1 Menentukan formula pembentukan data dengan batasan waktu
10.2 Membuat prosedur dan fungsi
10.3 Menulis kode program pembangkitan data dengan batasan waktu
10.4 Mengoperasikan trigger.
11. Menerapkan dasar-dasar pembuatan web statis tingkat dasar
11.1 Menjelaskan konsep dasar dan teknologi Webpage
11.2 Menjelaskan struktur dokumen HTML
11.3 Menambahkan objek pada web
11.4 Membuat tabel pada web
11.5 Membuat Link pada web
11.6 Menyimpan dokumen
11.7 Menguji dokumen.
12. Membuat halaman web dinamis tingkat dasar
12.1 Menjelaskan konsep pembuatan halaman web dinamis
12.2 Mempersiapkan lingkungan teknis
12.3 Membuat halaman web dinamis sederhana
12.4 Menambahkan fungsi-fungsi pada halaman web dinamis
12.5 Menguji halaman web dinamis.
13. Membuat halaman web dinamis tingkat lanjut
13.1 Menjelaskan konsep pemrograman web dinamis
13.2 Mempersiapkan pembuatan aplikasi
13.3 Membuat web menggunakan bahasa script.
14. Merancang aplikasi teks dan desktop berbasis objek
14.1 Menjelaskan dasar-dasar pemrograman
14.2 Menerapkan fungsi
14.3 Menerapkan pointer
14.4 Menjelaskan class
14.5 Merancang aplikasi berorientasi objek.
15. Menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek
15.1 Menggunakan tipe data control program
15.2 Membuat class
15.3 Membuat inheritance, polimorphy, overloading, dan friends
15.4 Membuat interface dan paket
15.5 Mengkompilasi program berorientasi objek.
16. Merancang program aplikasi web berbasis objek
16.1 Menjelaskan file I/O (Input/Output), tipe data dan variable pada java programming
16.2 Menjelaskan exception handling
16.3 Menjelaskan applet
16.4 Menerapkan konektivitas basis data.
17. Membuat aplikasi basis data menggunakan SQL
17.1 Menjelaskan kebutuhan software
17.2 Membuat Entity Relationship Diagram (ERD)
17.3 Membuat Data Flow Diagram (DFD)
17.4 Mempersiapkan lembar kerja Basis Data
17.5 Menggunakan sintaks-sintaks khusus SQL
17.6 Membuat Query Basis Data.
18. Mengintegrasikan basis data dengan sebuah web
18.1 Menjelaskan prosedur pengintegrasian sebuah basis data dengan sebuah situs web
18.2 Mempersiapkan basis data
18.3 Membuat login pada basis data
18.4 Membuat koneksi basis data pada web
18.5 Menguji konektivitas basis data pada web.
19. Membuat program basis data
19.1 Menjelaskan konsep pembuatan DBMS berbasis Client-Server
19.2 Menggunakan SQL
19.3 Menggunakan stored procedures
19.4 Menggunakan triggers
19.5 Menggunakan administrasi SQL
19.6 Menjelaskan struktur program aplikasi
19.7 Menerapkan SQL.
20. Membuat aplikasi web berbasis JSP
20.1 Menjelaskan kebutuhan software
20.2 Menjelaskan dasar-dasar JSP
20.3 Membuat aplikasi web berbasis JSP
20.4 Menyiapkan server untuk aplikasi web berbasis JSP
20.5 Menyimpan state (kondisi) ke dalam server dan client.


2. Teknik Komputer dan Jaringan (071)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menerapkan teknik elektronika analog dan digital dasar

1.2 Menerapkan teori kelistrikan
1.3 Mengenal komponen elektronika
1.4 Menggunakan komponen elektronika
1.5 Menerapkan konsep elektronika digital
1.6 Menerapkan sistem bilangan digital
1.7 Menerapkan elektronika digital untuk komputer.
2. Menerapkan fungsi peripheral dan instalasi PC
2.1 Mengidentifikasi macam-macam periferal dan fungsinya
2.2 Menyambung/memasang periferal (secara fisik) dan periferal setup menggunakan software
2.3 Melakukan tindakan korektif.
3. Mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC dan periferal
3.1 Mengidentifikasi masalah melalui gejala yang muncul
3.2 Mengklasifikasikan masalah berdasarkan kelompoknya
3.3 Mengisolasi permasalahan.
4. Melakukan perbaikan dan/ atau setting ulang sistem PC
4.1 Menjelaskan langkah perbaikan PC
4.2 Memperbaiki PC
4.3 Memeriksa hasil perbaikan sistem PC.
5. Melakukan perbaikan periferal
5.1 Menjelaskan langkah perbaikan periferal yang bermasalah
5.2 Memperbaiki periferal
5.3 Memeriksa hasil perbaikan periferal.
6. Melakukan perawatan PC
6.1 Menjelaskan langkah perawatan PC
6.2 Melakukan perawatan PC
6.3 Memeriksa hasil perawatan PC
6.4 Melakukan tindakan korektif.
7. Melakukan instalasi sistem operasi berbasis graphical user interface (GUI) dan command line interface (CLI)
7.1 Menjelaskan langkah instalasi sistem operasi berbasis GUI (Graphical User Interface)
7.2 Melaksanakan instalasi sistem operasi berbasis GUI sesuai Installation Manual
7.3 Menjelaskan langkah instalasi sistem operasi berbasis command line interface (CLI)
7.4 Melaksanakan instalasi sistem operasi berbasis text sesuai Installation Manual.
8. Melakukan instalasi software
8.1 Menjelaskan langkah instalasi software
8.2 Melaksanakan instalasi software sesuai Installation Manual
8.3 Mengecek hasil instalasi menggunakan software (sampling)
8.4 Melakukan troubleshooting.
9. Melakukan instalasi perangkat jaringan lokal (Local Area Network)
9.1 Menentukan persyaratan pengguna
9.2 Membuat desain awal jaringan
9.3 Mengevaluasi lalu lintas jaringan
9.4 Menyelesaikan disain jaringan.
10. Mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC yang tersambung jaringan
10.1 Mengidentifikasi masalah melalui gejala yang muncul
10.2 Menganalisa gejala kerusakan
10.3 Melokalisasi daerah kerusakan
10.4 Mengisolasi permasalahan.
11. Melakukan perbaikan dan/ atau setting ulang koneksi jaringan
11.1 Menjelaskan langkah persiapan untuk setting ulang koneksi jaringan
11.2 Melakukan perbaikan koneksi jaringan
11.3 Melakukan setting ulang koneksi jaringan
11.4 Memeriksa hasil perbaikan koneksi jaringan.
12. Melakukan instalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI (Graphical User Interface) dan Text
12.1 Menjelaskan langkah instalasi software
12.2 Melaksanakan instalasi software sesuai Installation Manual
12.3 Mengkonfigurasi jaringan pada sistem operasi
12.4 Mengecek hasil instalasi menggunakan software (sampling)
12.5 Melakukan troubleshooting.
13. Melakukan instalasi perangkat jaringan berbasis luas (Wide Area Network)
13.1 Menjelaskan persyaratan WAN
13.2 Mengidentifikasi spesifikasi WAN
13.3 Membuat disain awal jaringan WAN
13.4 Mengevaluasi lalu lintas jaringan
13.5 Menyelesaikan disain jaringan.
14. Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan berbasis luas (Wide Area Network)
14.1 Mengidentifikasi masalah melalui gejala yang muncul
14.2 Memilah masalah berdasarkan kelompoknya
14.3 Melokalisasi daerah kerusakan
14.4 Mengisolasi masalah
14.5 Menyelesaikan masalah yang timbul.
15. Membuat desain sistem keamanan jaringan
15.1 Menentukan jenis jenis keamanan jaringan
15.2 Memasang firewall
15.3 Mengidentifikasi pengendalian jaringan yang diperlukan
15.4 Mendesain sistem keamanan jaringan.
16. Melakukan perbaikan dan/ atau setting ulang koneksi jaringan berbasis luas (Wide Area Network)
16.1 Menjelaskan langkah persiapan untuk setting ulang koneksi jaringan
16.2 Melakukan perbaikan koneksi jaringan
16.3 Melakukan setting ulang koneksi jaringan
16.4 Memeriksa hasil perbaikan koneksi jaringan.
17. Mengadministrasi server dalam jaringan
17.1 Memilih aplikasi untuk server
17.2 Memilih sistem operasi untuk jaringan
17.3 Memilih komponen server
17.4 Menetapkan spesifikasi server
17.5 Membangun dan mengkonfigurasi server
17.6 Menguji server
17.7 Memonitor kinerja jaringan.
18. Merancang bangun dan menganalisa Wide Area Network
18.1 Mengkonfirmasi kebutuhan klien dan perangkat jaringan
18.2 Meninjau masalah keamanan
18.3 Memasang dan mengkonfigurasi produk dan perangkat gateway
18.4 Mengkonfigurasi dan menguji titik jaringan
18.5 Mengimplementasi perubahan.
19. Merancang web data base untuk content server
19.1 Menentukan kebutuhan sistem
19.2 Menentukan prosedur recovery
19.3 Merancang arsitektur basis data
19.4 Mengklasifikasikan penggunaan basis data.


3. Multi Media (072)

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami etimologi multimedia

1.1 Mendeskripsikan tentang multimedia
1.2 Menjelaskan multimedia content production
1.3 Menjelaskan multimedia communication.
2. Memahami alir proses produksi produk multimedia
2.1 Menjelaskan proses pre production multimedia
2.2 Menjelaskan proses production multimedia
2.3 Menjelaskan proses post production multimedia.
3. Merawat peralatan multimedia
3.1 Menjelaskan langkah-langkah perawatan peralatan multimedia
3.2 Melakukan perawatan peralatan multimedia
3.3 Membuat kartu perawatan peralatan multimedia.
4. Mengelola isi halaman web
4.1 Memeriksa informasi untuk relevansi dan currency
4.2 Memeriksa links dan navigasi
4.3 Mengedit informasi sesuai kebutuhan
4.4 Menguji dan memastikan perubahan perubahan.
5. Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi
5.1 Menjelaskan prosedur pengoperasian kamera video
5.2 Mengoperasikan kamera video
5.3 Mengisi dan merawat battery selama pengambilan gambar
5.4 Mengoperasikan kamera
5.5 Menata kabel-kabel kamera
5.6 Mengoperasikan clapper board.
6. Menerapkan prinsip-prinsip seni grafis dalam desain komunikasi visual untuk multimedia
6.1 Menjelaskan kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana)
6.2 Membuat sketsa
6.3 Menggambar perspektif
6.4 Menggambar objek
6.5 Menggambar ilustrasi.
7. Menguasai cara menggambar kunci untuk animasi
7.1 Menjelaskan syarat animasi
7.2 Membuat gambar kunci
7.3 Mengatur dan melengkapi gambar kunci.
8. Menguasai cara menggambar clean-up dan sisip
8.1 Mendeskripsikan gambar yang asli
8.2 Membuat gambar-gambar asli
8.3 Mendeskripsikan gambar tiga dimensi
8.4 Membuat gambar tiga dimensi.
9. Menguasai dasar animasi stop-motion (bidang datar)
9.1 Mendeskripsikan syarat-syarat animasi
9.2 Membuat model warna dan tempat warna.
10. Menggabungkan teks kedalam sajian multimedia
10.1 Menggunakan software teks multimedia
10.2 Mendesain teks multimedia.
11. Menggabungkan gambar 2D kedalam sajian multimedia
11.1 Mengedit gambar digital
11.2 Menggunakan software grafik multimedia 2D
11.3 Menciptakan design grafik Multimedia 2D
11.4 Menampilkan karya seni digital 2D.
12. Menggabungkan fotografi digital kedalam sajian multimedia
12.1 Menggunakan kamera digital
12.2 Menggabungkan foto digital kedalam rangkaian Multimedia
12.3 Menciptakan susunan karya seni foto digital dan grafik 2D.
13. Menggabungkan audio ke dalam sajian multimedia
13.1 Menjabarkan format audio digital
13.2 Menggunakan software audio digital
13.3 Merancang audio digital
13.4 Membangun track audio digital.
14. Membuat story board aplikasi multimedia
14.1 Mengidentifikasi kebutuhan
14.2 Merencanakan alur isi story board
14.3 Medeskripsikan proses pelaksanaan dalam story board.
15. Memahami cara penggunaan peralatan tata cahaya.
15.1 Menjelaskan dasar tata cahaya
15.2 Menjelaskan efek cahaya
15.3 Menyiapkan operasi lighting
16. Menerapkan efek khusus pada objek produksi
16.1 Mengidentifikasikan materi penunjang efek khusus
16.2 Menginstallasi software efek khusus
16.3 Membuat efek khusus pada obyek.
17. Menyusun proposal penawaran
17.1 Menganalisa syarat-syarat proyek
17.2 Mengidentifikasi keterampilan yang sesuai dengan persyaratan laporan
17.3 Membuat rancangan biaya biaya dan sumber sumber yang ada
17.4 Membuat proposal
17.5 Membuat pengajuan permohonan tender.

Minggu, 12 Juli 2009

STRAIN GAUGE SENSOR

1. Strain gauge (SG)
Strain gauge dapat dijadikan sebagai sensor posisi. SG dalam operasinya memanfaatkan perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile stress) atau peregangan (tensile strain). Definisi elastisitas (ε) strain gauge adalah perbandingan perubahan panjang (ΔL) terhadap panjang semula (L) yaitu:
atau perbandingan perubahan resistansi (ΔR) terhadap resistansi semula (R) sama dengan faktor gage (Gf) dikali elastisitas starin gage (ε) :
Secara konstruksi SG terbuat dari bahan metal tipis (foil) yang diletakkan diatas kertas. Untuk proses pendeteksian SG ditempelkan dengan benda uji dengan dua cara yaitu:
1. Arah perapatan/peregangan dibuat sepanjang mungkin (axial)
2. Arah tegak lurus perapatan/peregangan dibuat sependek mungkin (lateral)


Faktor gauge (Gf) merupakan tingkat elastisitas bahan metal dari SG.
• metal incompressible Gf = 2
• piezoresistif Gf =30
• piezoresistif sensor digunakan pada IC sensor tekanan
Untuk melakukan sensor pada benda uji maka rangkaian dan penempatan SG adalah
• disusun dalam rangkaian jembatan
• dua strain gauge digunakan berdekatan, satu untuk peregangan/perapatan , satu untuk kompensasi temperatur pada posisi yang tidak terpengaruh peregangan/ perapatan
• respons frekuensi ditentukan masa tempat strain gauge ditempatkan




SENSOR DAN TRANDUSER


Sensor dan Transduser

Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa memahami pengertian sensor dan transduser dan penggunaannya dalam sistem kendali.

Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mempelajari topik per topik dalam bab ini, mahasiswa diharapkan :
1. Dapat menyebutkan definisi dan perbedaan dari sensor, transduser dan alat ukur
2. Mampu menyebutkan persyaratan umum dalam memilih sensor dan transduser
3. Dapat menerangkan beberapa jenis sensor dan transduser yang ada di industri
4. Mengerti tentang klasifikasi sensor dan transduser secara umum.

Pendahuluan :


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri pemabrikan, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia, kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full automatic) seperti penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated Manufacture (CIM) dan sebagainya.
Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukan secanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung kepada sensor maupun transduser yang digunakan..
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis.
Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer
Sebelum lebih jauh kita mempelajari sensor dan transduser ada sebuah alat lagi yang selalu melengkapi dan mengiringi keberadaan sensor dan transduser dalam sebuah sistem pengukuran, atau sistem manipulasi, maupun sistem pengontrolan yaitu yang disebut alat ukur.


1.1. Definisi-definisi
D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya..
Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (light dependent resistance) sebagai sensor cahaya, dan lainnya.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
Contoh; generator adalah transduser yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik, motor adalah transduser yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dan sebagainya.
William D.C, (1993), mengatakan alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi.
Contoh: voltmeter, ampermeter untuk sinyal listrik; tachometer, speedometer untuk kecepatan gerak mekanik, lux-meter untuk intensitas cahaya, dan sebagainya.


1.2. Peryaratan Umum Sensor dan Transduser

Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem yang akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor berikut ini : (D Sharon, dkk, 1982)
a. Linearitas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontinyu. Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam kasus seperti ini, biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana perubahan keluaran dibandingkan dengan masukannya berupa sebuah grafik. .


b. Sensitivitas
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”. Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan “satu volt per derajat”, yang berarti perubahan satu derajat pada masukan akan menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan “dua volt per derajat”, yang berarti memiliki kepakaan dua kali dari sensor yang pertama. Linieritas sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan.

c. Tanggapan Waktu
Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan frekuensi yang jelek adalah sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah temperatur dan keluarannya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan temperatur terjadi sedikit demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu, Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam satuan hertz (Hz). { 1 hertz berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per detik]. Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat temperatur berubah secara lambat, termometer akan mengikuti perubahan tersebut dengan “setia”. Tetapi apabila perubahan temperatur sangat cepat maka tidak diharapkan akan melihat perubahan besar pada termometer merkuri, karena ia bersifat lamban dan hanya akan menunjukan temperatur rata-rata.
Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor. Misalnya “satu milivolt pada 500 hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula dinyatakan dengan “decibel (db)”, yaitu untuk membandingkan daya keluaran pada frekuensi tertentu dengan daya keluaran pada frekuensi referensi.

Yayan I.B, (1998), mengatakan ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam memilih sensor yang tepat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada tempat yang diperlukan?
b. Apakah ia cukup akurat?
c. Apakah ia bekerja pada jangkauan yang sesuai?
d. Apakah ia akan mempengaruhi kuantitas yang sedang diukur?.
Sebagai contoh, bila sebuah sensor panas yang besar dicelupkan kedalam jumlah air air yang kecil, malah menimbulkan efek memanaskan air tersebut, bukan menyensornya.
e. Apakah ia tidak mudah rusak dalam pemakaiannya?.
f. Apakah ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya?
g. Apakah biayanya terlalu mahal?

1.3. Jenis Sensor dan Transduser
Perkembangan sensor dan transduser sangat cepat sesuai kemajuan teknologi otomasi, semakin komplek suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak jenis sensor yang digunakan.
Robotik adalah sebagai contoh penerapan sistem otomasi yang kompleks, disini sensor yang digunakan dapat dikatagorikan menjadi dua jenis sensor yaitu: (D Sharon, dkk, 1982)
a. Internal sensor, yaitu sensor yang dipasang di dalam bodi robot.
Sensor internal diperlukan untuk mengamati posisi, kecepatan, dan akselerasi berbagai sambungan mekanik pada robot, dan merupakan bagian dari mekanisme servo.
b. External sensor, yaitu sensor yang dipasang diluar bodi robot.
Sensor eksternal diperlukan karena dua macam alasan yaitu:
1) Untuk keamanan dan
2) Untuk penuntun.
Yang dimaksud untuk keamanan” adalah termasuk keamanan robot, yaitu perlindungan terhadap robot dari kerusakan yang ditimbulkannya sendiri, serta keamanan untuk peralatan, komponen, dan orang-orang dilingkungan dimana robot tersebut digunakan. Berikut ini adalah dua contoh sederhana untuk mengilustrasikan kasus diatas.
Contoh pertama: andaikan sebuah robot bergerak keposisinya yang baru dan ia menemui suatu halangan, yang dapat berupa mesin lain misalnya. Apabila robot tidak memiliki sensor yang mampu mendeteksi halangan tersebut, baik sebelum atau setelah terjadi kontak, maka akibatnya akan terjadi kerusakan.
Contoh kedua: sensor untuk keamanan diilustrasikan dengan problem robot dalam mengambil sebuah telur. Apabila pada robot dipasang pencengkram mekanik (gripper), maka sensor harus dapat mengukur seberapa besar tenaga yang tepat untuk mengambil telor tersebut. Tenaga yang terlalu besar akan menyebabkan pecahnya telur, sedangkan apabila terlalu kecil telur akan jatuh terlepas.
Kini bagaimana dengan sensor untuk penuntun atau pemandu?. Katogori ini sangatlah luas, tetapi contoh berikut akan memberikan pertimbangan.
Contoh pertama: komponen yang terletak diatas ban berjalan tiba di depan robot yang diprogram untuk menyemprotnya. Apa yang akan terjadi bila sebuah komponen hilang atau dalam posisi yang salah?. Robot tentunya harus memiliki sensor yang dapat mendeteksi ada tidaknya komponen, karena bila tidak ia akan menyemprot tempat yang kosong. Meskipun tidak terjadi kerusakan, tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang diharapkan terjadi pada suatu pabrik.
Contoh kedua: sensor untuk penuntun diharapkan cukup canggih dalam pengelasan. Untuk melakukan operasi dengan baik, robot haruslah menggerakkan tangkai las sepanjang garis las yang telah ditentukan, dan juga bergerak dengan kecepatan yang tetap serta mempertahankan suatu jarak tertentu dengan permukaannya.

Sesuai dengan fungsi sensor sebagai pendeteksi sinyal dan meng-informasikan sinyal tersebut ke sistem berikutnya, maka peranan dan fungsi sensor akan dilanjutkan oleh transduser. Karena keterkaitan antara sensor dan transduser begitu erat maka pemilihan transduser yang tepat dan sesuai juga perlu diperhatikan.

1.4. Klasifikasi Sensor

Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:
a. sensor thermal (panas)
b. sensor mekanis
c. sensor optik (cahaya)

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.
Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb.
Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan.
Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb.


1.5. Klasifikasi Transduser (William D.C, 1993)
a. Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri)
Self generating transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu sumber energi.
Contoh: piezo electric, termocouple, photovoltatic, termistor, dsb.
Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik dari transduser secara langsung. Dalam hal ini transduser berperan sebagai sumber tegangan.
b. External power transduser (transduser daya dari luar)
External power transduser adalah transduser yang memerlukan sejumlah energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran.
Contoh: RTD (resistance thermal detector), Starin gauge, LVDT (linier variable differential transformer), Potensiometer, NTC, dsb.

Contoh Soal :
1. Apa saja peranan dan fungsi sensor dalam sistem kendali industri ?
2. Sebutkan syarat-syarat dalam memilih sensor yang baik ?
3. Sebutkan beberapa jenis sensor yang ada pada sebuah robotik ?

Jawaban :
1. Sensor berperan untuk mendeteksi gejala perubahan informasi sinyal dalam sistem kontrol, dan berfungsi sebagai umpan balik pada sebuah sistem kendali otomatis.
2. Syarat sebuah sensor adalah linearitas, sensitivitas dan respon time
3. Jenis sensor pada robotik adalah: internal sensor dan eksternal sensor

Latihan :
1. Apa yang dimaksud dengan sensor, transduser dan alat ukur
2. Jelaskan perbedaan ketiganya.
3. Persyaratan umum sensor dan transduser adalah linearitas, sensitivitas dan tanggapan respon. Jelaskan maksud dari masing-masing syarat tersebut.
4. Jelaskan perbedaan antara transduser aktif dan transduser pasif.

Rangkuman :
Bab 1 ini mejelaskan tentang; definisi-definisi, persyaratan, jenis-jenis dan klasifikasi sensor dan transduser.

Review :
1. Jelaskan dengan gambar yang dimaksud dengan tanggapan linear dan non linear ?
2. Adakah ketentuan lain yang harus diketahui dalam memilih sensor dan transduser
3. Apa fungsi dan kegunaan external sensor pada sebuah robot ?
4. Sebutkan beberapa buah transduser aktif dan transduser pasif yang anda ketahui ?